Jumat, 03 Maret 2023

Tadarus Surah al-Kahfi ayat 6


Allah Subhanahu wata'ala berfirman:


فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفۡسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ 


*Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, ....*


Di dalam penggalan ayat ini, Allah Subhanahu wata'ala menghibur hati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam karena beliau sangat bersedih dan kecewa terhadap sebagian besar kaumnya yang menentang dakwah beliau dan tidak mau menerima al-Qur'an sebagai pdoman hidup mereka.


Allah Subhanahu wata'ala mengingatkan beliau agar tidak bersedih hati sehingga merusak kesehatan beliau karena kekecewaan terhadap kaumnya yang mengingkari kenabian beliau.


Hal demikian itu tidak patut membuat beliau bersedih, karena tugas beliau hanyalah menyampaikan wahyu Ilahi kepada mereka. Sdangkan kesediaan jiwa mereka untuk menerima kebenaran ayat-ayat al-Qur'an itu tergantung kepada hidayah Allah.


Hal itu semakna dengan firman-Nya dalam Surah al-Baqarah ayat 272:


لَّيۡسَ عَلَيۡكَ هُدَىٰهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِى مَن يَشَآءُۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنۡ خَيۡرٍ فَلِأَنفُسِكُمۡۚ وَمَا تُنفِقُونَ إِلَّا ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ ٱللَّهِۚ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنۡ خَيۡرٍ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ 


*Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizhalimi (dirugikan).*


Allah Subhanahu wata'ala berfirman:


فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفۡسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ إِن لَّمۡ يُؤۡمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَسَفًا 


*”..., sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).”*


Ini masih lanjutan penjelasan tentang ayat yang berisi penghibur hati dari Allah Subhanahu wata'ala kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam agar beliau tidak bersedih hati karena sikap kaumnya yang tidak mau beriman dan menerima kebenaran al-Qur'an sebagai wahyu dari Allah untuk petunjuk kepada umat manusia.


Hendaklah Rasulullah terus menyampaikan dakwahnya dengan bijaksana. Sebab manusia itu merupakan makhluk yang telah dikaruniai akal oleh Allah Subhanahu wata'ala. Dengan akal pikirannya itu manusia dapat merenungkan kebenaran ayat-ayat al-Qur'an dan ayat-ayat kauniyah yang ada di alam semesta ini.


Barang siapa yang mau menerima petunjuk Ilahi, maka manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri, dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia hanya menyesatkan dirinya sendiri.


Hendaklah Rasulullah tidak merusakkan dirinya sendiri karena sedih dan kecewa atas penolakan mereka itu.


Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Hukum Sekolah Umum atau Pabrik Mendirikan Sholat Jum'at

Deskripsi Masalah : Seringkali kita temui dalam masyarakat umum sekolah - sekoalah umum atau pabrik-pabrik mendirikan shalat jum'at send...